WEB LAMA
17 Agustus 2020

Sejarah Desa

Purwosari pada zaman dahulu adalah hutan belantara. Untuk memperoleh lahan, dilakukan pembakaran hutan. Bekas hutan yang terbakar inilah yang menjadi cikal bakal Desa Purwosari. Karena api yang membakar hutan menjalar kemana-mana dan tidak karuan sehingga batas Desa Purwosari pun juga tidak karuan sesuai dengan menjalarnya api.

 

Yang melakukan "Babat Alas"  sebagaimana disebutkan di atas adalah "Eyang Mintorogo". Oleh karena itu, Eyang Mintorogo dianggap sesepuh pendiri Desa Purwosari. Untuk menghormati sang pendiri desa, masyarakat desa Purwosari memelihara dan melestarikan makam Eyang Mintorogo. Saat ini, makam eyang Mintorogo menjadi salah satu cagar budaya di Kabupaten Magetan dan terkenal dengan sebutan Punden Mintorogo.

 

Eyang Mintorogo mempunyai putra bernama Eyang Poncoworo. Pada zaman penjajahan belanda atau tepatnya pada tahun 1697, Eyang Poncoworo ini diangkat menjadi Demang yang pertama kali oleh pemerintahan Belanda. Eyang Poncoworo atau kemudian disebut dengan Demang Poncoworo memberi nama wilayahnya dengan Purwosari.

 

Nama Purwosari berasal dari penggabungan kata Purwo dan Sari. Purwo berarti awal dan Sari berarti inti. Arti dari Purwosari sendiri secara bahasa adalah pembukaan. Sedangkan secara istilah, Purwosari berarti desa yang pertama kali dibentuk dan diharapkan baik untuk seterusnya.  

SYAIFUDIN ROZAKI (SEKRETARIS DESA)    DARTO SUSANTO (KAMITUWO 1)    SUGENG LAMIDI (KAMITUWO 2)    HARI SUPRAYITNO (KAMITUWO 3)    SUHARNO (KASI KESEJAHTERAAN)    FATMIATI (KAUR KEUANGAN)    ALDORA AYU FITRI MAHARANI (KAUR PERENCANAAN)    JARWO ADI SAPUTRO (KASI PELAYANAN)    NURUL NUR AGUSTINA (KAUR TU DAN UMUM )    HARTONO (KEPALA DESA)    DIYAH SANTI MUHARRAMAH (KASI PEMERINTAHAN)